Postingan

MBAK RARA TIDAK USAH MENANGIS YA

beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis cerita, di mana mbak Rara nangis karena tidak masuk kelas akselerasi. Tapi rencana Allah selalu yang terbaik, setelah di kelas satu mbak rara dapat piala karena hafalan terbanyak di kelasnya, akhirnya di kelas dua, mbak rara mendapat undangan untuk masuk kelas akselerasi lho. ceritanya ada satu teman akselerasi yang harus mengulang kembali dari kelas satu karena usianya yang belum cukup, akhirnya ada satu kekosongan dan di isi oleh mbak Rara deh.. hehehe.. alhamdulillah.

TEGURAN SUAMI

Bismillahiraahmanirrahim, kemaren, kami seharian di rumah Bapak Ibu karena persiapan untuk haji kloter pertama dengan keberangkatan 13 Mei 2024. Ibu menyebar nasi untuk kurang lebih 215 orang. nah, giliran sore, saya, suami dan anak-anak mendapat giliran mengantar nasi ke tempat yang jaraknya lumayan jauh. kami berangkat sejak habis ashar, dan kembali lagi ke rumah Bapak Ibu jam 8 malam setelah mengantar di 4 tempat. Terus terang saya pribadi merasa ngantuk dan capek. walaupun yang nyetir suami sich,... hehe. nach, pas sampai rumah ibu..saya mengeluh.. "Ibuuuk... ngantuk... capek buk.. mana ke rumah bulek Nik malah tidak ada orangnya...." kataku. seketika wajah ibu merasa iba padaku.. "Ya Allah Nduk.. tadi gimana kok Bapak ndak telepon bulek nik dulu .. di rumah atau tidak. kasihan kamunya kecapekan" kata ibuk. seketika itu suamiku memandang wajahku sesaat. "ini kami pamit ya Buk.. mau antar ke rumah mbak mi ganti ini" kataku masih dengan wajah lelah....

Ketika Mbak Rara menangis karena tidak lolos seleksi kelas Akselerasi

Alhamdulillah, minggu ini memasuki minggu pertama sekolah. kak Nana sekarang naik kelas 3, Kak Rara naik kelas 1 SD dan mas Khalif mulai masuk sekolah Kelompok Bermain. Sore itu mbak rara menangis, merajuk karena tidak mendapatkan surat dari ustazah. ternyata surat itu adalah surat undangan untuk orang tua bagi siswa yang terseleksi ikut kelas akselerasi hafalan.

Sepasang Merpati Pergi

Assalamualaikum semua sudah lama ya rasanya saya tidak berbagi cerita. ada banyak kisah yang harusnya bisa di ceritakan. kali ini akan kuceritakan tentang hal yang menyedihkan bagi kami. Jumat, 4 September 2020, adalah satu waktu yang tidak akan terlupakan. hal yang sangat menyedihkan bagi kami. tepat di hari baik inilah, Bapak, berpulang ke sisi Allah SWT.  teringat jelas bagaimana proses Bapak meninggal, karena serangan Jantung. Astaghfirullahal adzim.  selang 28 hari berikutnya, Ibu berpulang menyusul Bapak.  memang sepeninggal Bapak, ibu drop kondisinya. selain sudah lama memiliki komplikasi, IBu juga merasa sangat kehilangan.   Allah mengambil dua orang yang kami sayangi di saat hampir bersamaan, seolah ingin membersamakan Mereka di dunia dan akhirat. Aaminn. Tapi ada satu hal yang kami yakini  bahwa " tidaklah Allah mengambil sesuatu dari kami melainkan pasti akan menggantinya dengan yang jauh lebih baik, insyaAllah.

BUku Ke Empat "The Roller COaster"

Gambar

Buku ke tiga "Keperawatan Jiwa Bencana"

Gambar
 Alhamdulillah... BUku ketiga launching di tahun 2019 ya. Keperawatan Jiwa Bencana. Alhamdulillah sekarang sedang proses pencatatan ciptaan or HKI ya... Sudah keluar HKI nya sich.. cuma belum saya ambil karena menunggu surat dirsposisi kampus hehe :) Semoga bermanfaat ya bukunya :)

Borobudur

Gambar
Alhamdulillah, Kami sekeluarga akhirnya bisa hadir di acara "The Roller Coaster Reunion" di Magelang. Dimulai dengan perjalanan yang luar biasa melelahkan karena kami mampir dulu ke Rembang untuk menghadiri festival arsitektur. Lalu setelahnya kami berlima (Saya, suami, kak Enna, Kak Aira, dan si calon dedek di tummyku ) melanjutkan perjalanan ke Magelang lewat jalan pintas kata suamiku. Tapi sayang sekali, jalan itu kurang menyenangkan, berkelok dan yang menakutkan adalah berembun. ditambah kak Aira lumayan rewel karena beberapa kali muntah-muntah. Kami sampai di tempat tujuan sekitar jam 10 malam. dengan baju penuh muntah, aku melepas rindu dengan teman-temanku. Ada Triyo, Endru, Kiki, Apri dan Ria yang sudah sampai di HomeStay lebih dulu. Ria memintaku menempati homestaynya, mengingat kami sekeluarga dan kuatir anak2 terganggu di rumah utama homestay, ia menawariku untuk pindah di homestay khusus untuk kami sekeluarga. Homestay itu nampak menyenagkan, selain ban...