Tangisan idul fitri
Malam ini adalahsaat dimana ramadhan harus berakhir. saat ini adalah malam d mana sebuah pagi yang bertaburkangema takbir dan berbalut shalat Ied akan bersemayam indah. Dan malam ini juga, tembokpun ikut menangis..memberikan rintik-rintik embun basahnya. bagaikan peluh keringat yang tak terseka. bagaikan airmata rindu yang tak tertahan. ya, uap yang terbang dari panci dapur berisikan lontong-lontong idul fitri yang menyambut datangnya pagi itu menyapa dinding dan menekan air mata peluh keluar darinya. malam semakin berlari, berkejaran dengan waktu yang menyapa hari. kudengar masih ada takbir berkumandang dari channel radio yang diputar oleh pak Dicky. sementara mbak Nanda, sang istri tercinta masih menekuri kue-kue berparas putri salju, kastengel dan si corn flakes. dan aku, menghabiskan waktuku mberkutat untuk bisa memahami rumus setiap adonan. susah-susah gampang. di saat seperti ini, kemampua n mengingat dan berkutat langsung dengan adonan menjadi sebuah hal yanh bersifat wajib...