SAYAP MALAIKAT
picture is from HERE
Aku melangkah dengan senyum terkembang.
Aku tidak sendirian. begitu bisikku.
Innallaha Ma'anna.
Allah bersama kita.
Itu pasti.
Kali ini, aku ditemani oleh banyak malaikat yang membentangkan sayap indahnya. Itulah kenapa langkahku terasa ringan.
jalan-jalan yang kutapaki adalah jalan-jalan menuju surga. Itulah kenapa langkahku begitu bersemangat.
ini adalah sebuah langkah dimana ikan paus di lautpun bershalawat dengan riangnya.
walaupun gelap tengah membalut hari. Tapi ini adalah demi sebuah kata sederhana yang disukai oleh para malaikat, yang mengantarkanku dengan sayap-sayapnya.
aku sedang mencoba menjaga salah satu warisan para nabi. ini bukan dirham, uang milyaran, atau mobil dan rumah mewah, ini tentang sebuah kata sederhana dengan makna yang begitu dalam dan seluas samudra.
Ini tentang "ILMU"
Ini bukan tentang ilmu agama, ini tentang ilmu dunia yang selalu kuniatkan agar senantiasa mendapat ridho Allah dan nantinya bisa bermanfaat bukan hanya untukku. tapi untuk orang di sekitarku.
menuntut Ilmu agama bagaimanapun juga adalah sebuah prioritas utama, tapi lagi-lagi, menuntut Ilmu dunia yang bisa bermanfaat bagi sesama dan kita niatkan untuk mencari ridho Illahi, bukankah juga hal yang penting?
Selalu kupastikan berwudhu terlebih dahulu sebelum masuk kelas hari ini, kecuali saat aku sedang berhalangan. Kenapa demikian? ini karena kelasku dimulai dari jam 5 sore hingga jam 7 malam.
Waktu maghrib di Adelaid dimulai pukul setengah 6 dan isya' sudah dimulai jam 7 malam. itu berarti, dua jam di kelas akan memotong waktu shalat maghrib. jadi kupastikan wudhu terlebih dahulu bersama malaikat penjagaku.
Tepat ketika azan berkumandang sayup di handphone, tepat ketika puasa ramadhan hari ini perlu ditutup dengan sepotong coklat dan air minum yang kubawa di tas merahku.
Begitu jam menunjuk hampir jam 6, atau saat-saat waktu maghrib dimulai, saat itulah aku bersama malaikat-malaikat yang masih membentangkan sayapnya izin ke luar kelas. Membawa sepotong kain untuk sajadah, atau pernah juga aku tidak membawa sajadah, aku gunakan beberapa lembar kertas. tinggal bersiap mencari tempat sepi untuk sembahyang.
Sayang, semua kelas di lantai satu full, banyak acara mengajar di sana. Aku bisa saja shalat di emperan kelas, atau di lorong-lorong kampus yang sepi, tapi banyak orang lalu lalang, khawatir menggangguku. jadi, mau tidak mau aku mencari alternatif lain.
Kuberanikan diri mengetok sebuah ruangan Lecturer/ Dosen di kampusku yang letaknya tidak jauh dari ruang kelas yang tengah kutinggalkan.
Kuperkenalkan diri secara singkat dan kusampaikan bahwa aku ingin sembahyang di ruang kantornya, karena kulihat di kantor itu ia sendirian dan ruangannya cukup luas untuk shalat.
Aku siap sekali jika dia menolakku dan melarangku shalat di ruangannya. Tapi tidak demikian, ia dengan senang hati mempersilahkanku shalat di ruangannya. Sejak saat itulah aku bertekad meminta izin kepadanya untuk setiap hari itu shalat di ruangannya sekitar 10 menit.
Alhamdulillah, diizinkan. Allah yang memudahkan jalanku.
So, tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat. Biarpun sekolah di negeri asing, pengajar tetaplah manusia biasa, jangan sampai tugas utama kita terlupakan.
Di akhir pelajaran, aku menemui Lecturerku di kelas, aku menyampaikan bahwa aku akan terbiasa skip kelasnya 10 menitan untuk shalat.
Dia mengizinkan.
Semua beress kan...tinggal dikomunikasikan saja. ^_^
Ketika sehat dan tidak ada halangan berarti, tidak perlu bolos kelas, karena jika diniatkan menuntut ilmu dan mencari ridho allah, maka malaikatpun membentangkan sayapnya.
tapi perlu diingat, jangan sampai bentangan sayap para malaikat itu tertahan karena selama kita menuntut ilmu, kita malah melupakan kewajiban utama kita untuk shalat.
So, biarkan sayap malaikatmu terkembang dengan indahnya ya.
So, biarkan sayap malaikatmu terkembang dengan indahnya ya.
Semoga bermanfaat. ^_^
_______________________________________________________________________________
"Barangsiapa yang pergi untuk mencari ilmu maka
Allah subhanahu wata’ala membukakan kepadanya jalan menuju surga dan
para malaikat pun membentangkan sayap untuk menaunginya. Dan para
malaikat di langit serta ikan paus di laut bershalawat untuknya.
Keutamaan seorang ulama atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan pada
malam purnama atas semua bintang. Ulama adalah pewaris para nabi, para
nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu.
Barangsiapa yang mengambil ilmu, maka dia telah mendapatkan bagian yang
banyak (dari warisan itu). Kematian seorang ulama merupakan musibah yang
tidak bisa diobati, lubang yang tidak dapat disumbat, dan bintang yang
hancur. Kematian satu kabilah lebih ringan daripada kematian seorang
alim." (HR Baihaqi)
Komentar
Posting Komentar
silakan Berkomentar