EPISODE 5
20 menit kemudian, aku sudah sampai di Pleburan. Bersama si Piyo(nama motorku). Aku memang anak UNDIP, tapi UNDIP Tembalang (UNDIP da yang di Tembalang dan di Pleburan), jadi ga begitu hafal area UNDIP Pleburan. Akhirnya..... setelah melalui proses “malu bertanya sesat di jalan” alias proses bertanya dengan bapak satpam di PKM joglo Pleburan, aku mendapatkan peta menuju Istana Harapan alias SEU. Parkir motor, n nyari mbak yang tadi aku telepon. Ternyata beliau di ruangan yang masih tertutup rapat. Tadinya aku kira itu ruang kosong. Hee....
Dengan mengucap BISMILLAH ,Aku masuk ruangan...
Mbak nya tersenyum manis padaku,
”Pagi mbak!” sapaku
”Pagi, silakan duduk.”
”Saya indri mbak, yang tadi telepon, mau ikut ujian ITP TOEFL buat beasiswa IELSP, masih ada mbak?”
”Ohh... ya, kebetulan sekali, tinggal satu ini... yang terakhir. Karena mbak yang dateng duluan, jadi kursi ini saya kasih ke mbak . 250 ribu, silakan diisi dulu formulirnya.”
”Aku menerima selembar kertas, dan kemudian mengisinya, tanganku bergetar. Saking gugupnya (aku lumayan ngebut naik motornya). Setelah selesai, mengeluarkan uang 250 ribu, hasil minjam si Meri.”
”Ujiannya besok jam 10 ya mbak, Mohon On Time ya mbak! Soalnya, pengujianya langsung dari Jakarta. Trimakasih.”
Sepuluh menit kemudian, aku sudah selesai mendaftar. Dan meluncur ke Tembalang. Siap2 buat ujian kampus nanti jam 1 siang.
Setelah mendaftar untuk ujian TOEL, kecemasanku berkurang. Sekarang ini, yang ada di fikiranku hanya dua hal. Bagaimana mengkomunikasikan ke Siwi kalau aku akhirnya daftar, dan bagaimana biar aku bisa mengerjakan ujian TOEFL buat besok!
Pukul 11.45 aku sampai di Tembalang. Di Kosku tercinta. Fikiranku masih belum tertata baik. Sampai kos, segera aku mencari buku panduan TOEFL yang aku beli di bazar buku 3 bulan yang lalu. Buku itu berjudul ”34 KUNCI SUKSES MENAKLUKKAN TOEFL”, karya Irham Ali Saifudin. Buku yang selama ini nganggur tak tersentuh olehku itupun akhirnya berguna juga. Lumayan, setidaknya mungkin aku bisa dapat gambaran tentang TOEFL. Tapi,.... aku lupa menaruhnya di mana. Di Rak bukuku tidak ada.
Aha!!
OMOIDASita!!
Waktu itu kan pernah dipinjam mbak Eti, akhirnya aku menuju kamar mbak Eti, sayangnya, beliau tidak ada. Tapi aku melihat bukuku ada di rak bukunya, akupun mengambilnya (setelah dapet izin lewat SMS).
Adzan duhur berkumandang. Selvi sudah selesai berdandan. Kami Salat berjamaah.
Pukul 12.30, SIAP BERANGKAT ke kampus! Aku menyambar tas, hand out bahan ujian hari ini dan Buku panduan TOEFL! Dan akhirnya....Itte kimasu!!
BISMILLAH...
Ujian berlangsung lancar, meskipun aku banyak mendapati soal yang tidak ada jawabannya (gara2 aku tidak tahu jawaban yang benar apa!) bahkan, banyak soal yang isinya ganda (aku bingung milih jawaban untuk soal Multiple choice, A atau B, B atau C, ah kayaknya B ma C bener deh... apa semua ABCD bener ya? habisnya... banyak soal yang isinya hampir betul semua (Sepertinya ini akibat belajarku yang tidak tuntas.) Akhirnya dengan BISMILLAH.... aku sok PD, menyelesaikan semua soal sebelum waktu habis, dan sempat tertidur beberapa kali (tapi tidurnya cuma bentar-bentar kok) pelampiasan gara-gara semalam ga bisa tidur nih. Hehe..
Antara pasrah dan semangat menggebu! Keluar ruangan tanpa peduli jeritan teman2 yang pada histeris jika mereka menyadari kalau jawabannya ada yang salah! PULANG AH!!Ah... Masih ada yang harus aku lakukan sore ini. Belajar persiapan buat TOEFL besok pagi. Aku mengeluarkan buku panduan TOEFL yang tebalnya 168 halaman itu. Lalu menyeringai seolah ingin melahapnya segera.
Selesai ujian, meluncur ke Kos, mencari Siwi. Di mana sekarang anak itu? Aku harus menjelaskan kalau hari ini aku jadi daftar buat ikut IELSP. Aku memutuskan ngobrol habis magrhib. Alhamdulillah, dia ada di kamarnya habis magrib. Jadi aku berusaha menjelaskan kepadanya tentang keputusanku. Mulai dari belajarku yang tidak tenang, lalu aku telepon SEU, dapat berita kalau tes TOEFL ditunda, keputusanku mendadak untuk daftar, aku Calling Hp Siwi berkali-kali n ga da respon, Utang uang Mery, n menjelaskan syarat beasiswa IELSP minimal semester 5 /3rd YEAR (awalnya aku pikir minimal Sem 3 ternyata Tahun ke tiga!). Alhamdulillah Siwi mau mengerti. Walaupun aku masih merasa tidak enak. Aku juga minta satu permintaan ke Siwi – Jangan sampai Orang lain Tahu kalau Aku nyoba program ini – Based on – aku cuman modal nekat n optimis doang – jadi kalaupun aku gagal – Cuma kami yang tahu. Tidak mengecewakan orang lain. Atau setidaknya, tidak menimbulkan kekecewaan yang mendalam (buatku). Bahkan Bapak ibupun tidak aku kasih tahu. Benar-benar TOP SECRET! Aku hanya kasih Ortu kabar kalau hari ini aku mau ada TES dan minta Doanya biar berhasil. Bagaimanapun juga, aku yakin sekali. DOA ORANG TUA itu MANJUR!!
Siang itu, dengan penuh keengganan (aku masih lumayan males untuk mule belajar TOEFL) aku mulai berpetualang di setiap halaman buku panduan strategi menghadapi si TOEFL itu. Wah... ternyata bukunya asyik juga. KENAPA? Karena, Si penulis benar2 memberikan motivasi bagi para pemula seperti diriku. Satu hal yang masih aku ingat jelas dari buku itu. ”Jika Anda merasa tidak bisa mengerjakan soal yang tengah anda hadapi, JANGAN putus asa!! Isilah... karena tidak ada pengurangan nilai dalam ujian TOEFL. Bagaimanapun juga, KEBERUNTUNGAN bisa berpengaruh terhadap hasil akhir. Maka!! Jangan pesimis dan jangan menyerah walaupun anda merasa tidak mampu”. MANTAP BENER DAH!! Ini yang gue mau! Akhirnya keenggananku berubah menjadi antusiasme tingkat tinggi.
Tadi sore habis asar, aku habiskan waktu duduk di kursi kecil (Dingklik Bahasa jawanya) di sebelah kiri kos2an, sambil menikmati sepoi angin yang mendamaikan, spidol warna merah muda (pinjem temen satu kamar beener2 gak modal ya!! Hihi) mulai menari menggaris beberapa kalimat penting tentang strategi TOEFL.
Matahari mulai berselimut di peraduannya...Pending Belajar, waktunya mAndi – shalat magrib – Ngaji Al-Qur’an – ke kamar Siwi ( menjelaskan kepadanya kenapa aku jadi ikut ITP TOEFL), terus terang aku masih merasa tidak enak, walaupun udah dapet petunjuk minimal Applier beasiswa ini Sem. 5 (lima)– makan malam – salat Isya’ – dan belajar lagi. POKOKNYA SEMANGAT BELAJAR!!
SAKING semangatnya, mau tidurpun masih membawa Spidol dan buku TOEFLku. Tanpa sadar....
SUDAH SUBUH...
Aku kaget...dan tersentak. AKU BELUM SELESAI BELAJAR!! KENAPA SUDAH PAGI?hik2. Semalam aku ketiduran.. niatnya bangun tengah malam...eeeh malah kebablasan. Piye jal?
AKU tambah kaget saat mendapati bantalku penuh dengan lingkaran polkadot warna merah. Ternyara eh ternyata.... di lenganku juga ada. Usut boleh usut, ternyata Spidol warna yang aku pakai buat belajar semalam lupa tidak kututup saat aku mau tidur.Karena semalam aku ketiduran, akibatnya.... bantal dan pakaianku jadi ikut berwarna merah muda (pink). Hoho... Lucu banget!!
Habis subuh n Ngaji ...
TIDUR??
IDIH... nggak kalee...
BELAJAR LAGI dong!!
Walaupun tidak bisa menyelesaikan buku panduan TOEFL sampai selesai, aku tetap bersyukur, Allah masih memberi waktu bagiku, walaupun hanya sehari, untuk mengetahui seperti apa kira-kira ujian yang akan aku hadapi. Allahu Akbar!!
Jam 08.30
Dengan perasaan yang tidak bisa terdefinisikan. Aku segera siap-siap buat berangkat Tes TOEFL. Dengan hati kembang kempis, modal nekat dan semangat!, akhirnya jam 09.30 (Baca: setengah sepuluh) WIB, aku berangkat juga ke SEU. Tidak lupa membawa seperangkat alat salat...eh alat tulis maksudnya, termasuk pensil 2b, cutter, penghapus karet (semuanya minjem Mery lho! aku Cuma punya bolpoin yang jelas, gak modal banget deh!!).
Seperti sebelumnya (kemaren), SEU nampak lengang. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan (halah...keliatan banget bo’ongnya! Kan masih da pohon2 yang bergoyang riang!hihi). Pukul 10 kurang 10 menit. Dengan santai, menuju ruang pendaftaran kemaren, baru masuk....
”Sudah mulai mbak! Langsung ke Ruang Laborat ja!” kata mbak-nya.
”O...terimakasih mbak!” aku semakin tidak karuan.” udah telat, ga tau dimna ruang laborat lagi, lupa tadi nggak sekalian nanya ma mbaknya. Untung nanya bapak2 yang lagi buat taman yang jelas bukan taman bermain. Akhirnya nggak kesasar dech. Akhirnya sampai juga aku di tempat acara. Ternyata sudah banyak yang dateng. Semua sibuk dengan kertas didepannya. Aku kira tesnya sudah mulai. Ternyata masih nunggu 3 orang lagi. Kata ibu Kus (pengawasnya), ada 10 mahasiwa yang daftar. Aku datang no 7, jadi masih nunggu 3 lainnya.
Huff...syukurlah, aku kira aku telat! Ternyata masih belum dimulai,dan ada yang lebih telat lagi. Aku menoleh jam dinding yang tergantung di atas papan tulis di belakang bu Kus. Sekarang sudah jam 10.03 WIB.
Setelah semua lengkap, Tes segera di mulai.
Tidak lupa untuk.....BERDO’A!! BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Seorang perempuan yang tadi aku temui di luar (waktu memarkir mobil ...eh motor!! jadi kayak tukang parkir ja. :P ), ternyata juga salah seorang kontestan... alias peserta tes ITP TOEFL. Dia pinjem penghapusku, hehe... penghapus pinjaman, dipinjem... boleh..boleh! kataku lirih sambil tersenyum. Hihi. Tapi anehnya, waktu aku ngajak kenalan, dianya Cuma nyengir n ngasih tanda kalo kenalannya ntar ja habis tes. Ya iya lah... masa’ ya iya sich (ni aku yang o’on... masa’ ujian mo segera dimulai, aku malah ngajak kenalan segala. SKSD gitu deh...Saking groginya!cie...). Suasana ruangan semriwing.... duingin puoll! Ruang laborat dengan ukuran kkira-kira 8 X 6 meter itu terpasang 5 AC, semuanya hidup. Hiih, aku semakin merasa kedinginan. Jaketku kupakai, tadinya kulepas, saking dinginnya ruangan, n aku mau membeku (kayak di kutub ja) akhirnya aku pakai lagi.
Tempat duduk di Laborat bahasa itu seperti biasa, disekat oleh dinding kecil dan dilengkapi peralatan Head set serta bermacam tombol di mejanya.
Bu Kus mulai menjelaskan prosedur TOEFL. Dan melarang kami memencet tombol merah di meja sebelah kiri. Berisik! Bunyinya ”TEEEET...!!” jika dipencet atau terpencet. Hehe. Bunyinya kalau dijadikan aransemen musik kayaknya bagus deh. Haha. SOAL dibagikan, Lembar Jawaban juga. Semuanya siap sedia, 3 orang yang lain sudah datang, jadi bisa dimulai ja. OK bu.... Hajimemasyo!!
Seperti dugaanku... walaupun inggrisku nggak jelek-jelek amat, tapi tetap saja aku nggak bisa ngerjain. Session Listening terdengar olehku seperti gemuruh alias ”Tidak Jelas” apa yang diomongkan. Dasar orang Inggris... Susah amat sih bahasanya. Hiks2..., sampai session grammar, aku lumayan bisa, walaupun ga mahir-mahir amat. Session terakhir, saking banyaknya bacaan dalam bahasa Inggris, aku suma cengar-cengir (sebenarnya pengin nangis karena ga mudeng! Bodoh banget gitu pokoknya!) Aku merasa hampir semua soal nggak bisa ngerjain. Aku Cuma merasa di bagian ”Grammar” yang paling lumayan. Meskipun demikian, aku tetap berusaha menyelesaikannya. Walaupun tidak bisa, tidak mudeng, tidak dengar, tidak tahu mana jawaban yang benar, tetap saja nekat!! Bismillah, dah diniatin nih, jadi harus maju terus pantang mundur. Semua dilingkari pake pensil 2b (baca: diisi) sambil mata terpejam. Haha... tidur kaliii..
Sambil sok PD, seolah-olah sudah profesional, aku menunduk dan melingkari jawaban setiap kali soal dan alternatif jawaban diberikan oleh speakernya (lewat tape recorder tentunya). Padahal ga mudeng sama sekali. Pokoknya bener-bener BUTA n TULI. Sampai di tengah jalan (ngerjain soal TOEFL), aku sempat pesimis dan pingin menangis, pengen sekali, tapi tetap menahan dong! I am a strong woman gitu loh!. Lagipula, tujuanku ikut IELSP kan untuk meningkatkan kemampuanku dalam bahasa Inggris. Kalau aku sudah pintar bahasa Inggris, buat apa apply beasiswa ini.
Waktu tinggal 10 menit-an, jawabanku masih banyak yang berlubang, aku harus segera menambalnya dengan jawaban (jawaban NGAWUR!)... Eit, tapi jangan salah. Aku megisinya sambil mengurutkan ayat Al-Fatihah dan berbagai ayat Al-Quran lain. Tanganku menunjuk multiple choicenya. Mulutku berkomat-kamit (jadi inget lagunya si Alam, mbah dukun. Mulutnya kan komat-kamit baca mantra. Tapi kalo aku bacanya lain.) baca ayat Al-Qur’an. Setiap satu ayat selesai, aku melihat tanganku menunjuk abjad yang mana.. Jika menunjuk A ya aku isi A, jika B ya B. Ya…gitu deh pokoknya! Daripada ngawur tanpa dasar! Kan mending ngawur sambil hafalan… lebih berpahala, n yang penting ga’ dosa!haha.
Aku keringetan deh! Saking bingungnya gara-gara ga’ bisa ngerjain (padahal ruangan masih duingin banget lo). Tapi alhamdulillah, lembar jawabanku sudah penuh saat bel berbunyi, tanda waktunya habis. Peraturan benar-benar ditegakkan. Bu Kus langsung meminta lembar jawaban kami sesuai peraturan awal. No Write no Mbunderi lagi. hehe...
Semua temanku nampak santai, n slow down gitu deh, kayaknya pada optimis bisa lulus ujian ITP TOEFL ini deh. Kecuali diriku ini. Aku sudah pesimis, tapi tetap memaksakan diri buat tersenyum. Walaupun hati hancur berkeping2. Aku sudah membayangkan... Uangku! Seperempat juta....hiks...hiks... kalau aku tidak lulus gimana? Kan percuma...uang segitu buatku Ga Kecil (soalnya belum bisa nyari uang sendiri!). Tapi aku sudah niat dari awal, siap menerima segala konsekuensi, bukankah aku lebih takut GAGAL karena tidak mencoba, daripada GAGAL karena mencoba!! aku selalu meyakinkan diri sendiri bahwa keputusanku mengambil langkah ini adalah yang terbaik untukku.
So, ga da yang perlu disesali. Ga ada yang perlu ditangisi. Yang penting dah nyoba. Masalah hasil dan sebagainya itu belakangan, serahkan pada yang kuasa. Yang penting sudah Ikhtiar, tinggal bertawakkal. Pokoknya, ga boleh menyesal dengan keputusan yang udah aku buat! Ini adalah subuah proses pembelajaran. Tinggal perbanyak DO’A.
Bagaimanapun juga, aku bersyukur sudah bisa mengikuti ujian TOEFL samapi selesai (walaupun masih pengen nagis). Tinggal nunggu hasilnya. Kata bu Kus, hasilnya bisa diterima tanggal 14 Juli, itupun mungkin baru dapat laporan dari Jakarta tentang hasilnya. Karena paling lambat application form diterima IIEF tanggal 15 Juli 2008 It Means that, we have to sent our aplication first, without the result of ITP TOEFL. Pokokke, intinya, hasil ITP TOEFL itu langsung dilaporkan ke IIEFnya langsung kok, jadi aku gas ah repot-repot nunggu hasil n ngirim sendiri.
Selesai ujian, bu Kus menyuruh kami menunggu kalau ada tambahan informasi, kata beliau, informasinya tentang Aplication form untuk beasiswa yang kami apply. Sambil duduk-duduk di luar, aku menyempatkan diri ngobrol dengan gadis yang suka banget pinjam penghapusku. Namanya Opat. Lucu ya namanya. Sebenarnya nama aslinya (aku rahasiakan ya!) samasekali berbeda dengan nama panggilannya. Aku tidak heran. Hal seperti itu sudah biasa kok.Aku bertanya tentang minat opat ikut IELSP, ternyata dia sudah tahu info tentang beasiswa ini dari bulan tahun sebelumnya (Beasiswa ini ditawarkan setiap setengah tahun sekali, sekarang penawaran Batch ke V). Dan Opat bialng sudah banyak mempersiapkan diri untuk mengikuti ITP TOEFL ini, yah, boro-boro persiapan pat, aku memutuskan untuk ikut ja mendadak.. fikirku.
Opat lalu bertanya tentang application form yang mau dibagikan oleh bu Kus. Aku jawab aja sejujurnya kalau aku sudah download dari Internet. Bahkan sudah aku print. Haha… info apa sich yang aku ga tahu. Sejak lihat pengumuman tentang beasiswa ini, aku berulangkali cari info di Internet, tentang apa aja yang berkaitan dengan program IELSP itu.
Bu Kus lama sekali keluar dari ruangannya, sebenarnya aku sudah ingin pulang, sudah jam 1. Belum salat duhur ni. Akhirnya aku dan opat memutuskan untuk pulang saja. Opat meminjam flashdisk ku. Di sana ada file Aplication form yang udah aku download. Kebetulan Opat belum mendownloadnya. Daripada nunggu bu Kus kelamaan. Akhirnya kami pulang, setelah berpamitan dengan bu Kus (ternyata bu Kus masih nunggu info dari Jakarta, nunggu telepon maksudnya). Setelah menyampaikan kepada beliau kalau kami akan menghubungi SEU lagi besok, untuk memastikan info-info tambahan, kamipun pulang.
Komentar
Posting Komentar
silakan Berkomentar