Sensasi Winter yang kering.
Dear Mates,
setelah perjalanan panjang bersama para bodyguardku, Kak Bro Singgih, Kak Ody dan Kak Faruq, akhirnya sebuah benua dan sebuah negara itu menyambut kami.
Here
Ya, untuk saat ini aku bisa berkata : WELCOME to SYDNEY, a city where you will experience a dry winter. :D
setelah perjalanan panjang bersama para bodyguardku, Kak Bro Singgih, Kak Ody dan Kak Faruq, akhirnya sebuah benua dan sebuah negara itu menyambut kami.
Here
Sensasi Winter yang kering.
Winter kering.
Itulah yang aku rasakan ketika menginjakkan kaki di negeri ini.
Ada perasaan
syukur yang merangkulku. Simple. Karena penerbangan ke Sydney Alhamdulillah
berjalan lancar. Simple, tapi bagiku , itu sebuah keajaiban besar. Allah bisa
saja berkehendak lain, tapi syukurlah tidak ada halangan berarti.
Suhu luar
pesawat 11 derajat celcius. Aku sudah membayangkan sebuah suasana dingin yang
menggila. Begitu menuruni pesawat Qantas QF42, aku lumayan lega. Suhu udara
tidaklah semenakutkan yang ada di kepalaku sebelumnya. Jika sudah pernah
mencicipi suhu musim dingin Eropa dan Amerika, suhu yang kurasakan disini
tidaklah seberapa, meskipun kompensasiku tetap sama. Hidung beringus dan serasa
ada sungai dingin mengalirinya. Suhu musim dingin di Australia terasa sejuk,
lebih tepat jika dibandingkan dengan suhu musim semi Amerika. Yah, hampir sama, lumayan menggila namun tak
seberapa dibandingkan dengan musim
dingin di negara barat.
Berbeda halnya
jika kalian belum pernah merasakan musim semi dan musim dingin negara barat,
suasana musim dingin di Australia akan terasa bagaikan martil es yang
merontokkan tulang. Beberapa orang asia yang satu pesawat denganku terdengar
mengeluh dengan belaian sejuk angin musim dingin di sini. Beberapa diantara
mereka terlihat begitu. Ya, bagi banyak orang Indonesia, suasana seperti di
puncak gunung begini akan terasa sedingin es. ini baru permulaan, kata para Australians, suhu di sini kadang bisa mencapai NOL. Membeku.
Winter Australia aku definisikan sebagai
sebuah musim dingin yang kering. Tepat sekali sebutan itu untuk suasana musim
dingin di Australia. Tak ada salju. Diganti dengan hujan yang sering datang.
Walaupun curah hujan meningkat tajam saat musim dingin seperti ini, tapi aku
lebih suka menyebutnya “kering”. Karena alasan sederhana, salju yang biasanya
menjadi teman setia musim dingin, namun di sini tidak. Tak ada salju. Aku
tiba-tiba rindu dengan turunnya salju di Athens, Amerika beberapa tahun lalu. Saat itu di sana sedang
musim semi, tapi hujan salju lembut dan ringan beberapa kali menerpa bumi. Saat
kutengadahkan tangan ke langit, bulir lembut salju dengan tekstur halus, dingin
dan terlihat jelas bentuk pola kristalnya. Indah sekali.
Ya, untuk saat ini aku bisa berkata : WELCOME to SYDNEY, a city where you will experience a dry winter. :D
Komentar
Posting Komentar
silakan Berkomentar