Her name is SUHWA
She is my friend here in Adelaide,
Suhwa, its her Korean name, while her English name is Beth. I like to call her Suhwa.
Usianya sekitar tujuh tahun lebih tua dariku. Tapi wajahnya jauh terlihat lebih muda dariku.
Kami sering menghabiskan waktu bersama di ruang D402. Itu adalah Master'room. Sebuah ruangan khusus yang diperuntukkan bagi kami para mahasiswa Internasional untuk mengerjakan tugas.
Aku sering menghabiskan waktu di deoan komputer, di meja hyang sudah kutandai dengan namaku. Begitupun Suhwa, walaupun dia duduk tidak tepat di sebelahku. tapi kami sering ebrkunjung satu sama lain. Yah, bagaimanapun juga, kami berada di dalam satu ruangan yang sama. hanya terpisah oleh shaf jejeran komputer di dalam ruangan itu.
Sering aku mendengar ceritanya, begitu juga dengan dia, sering mendengar ceritaku.
Kami satu kelas sejak semester pertama.
Aku fikir, dia sudah lulus kuliah ketika aku kembali ke Adelaide setelah menghabiskan satu tahun cuti (Hamil dan melahirkanku). Tapi ternyata tidak, aku masih ketemu lagi dengannya. Aku sempat kaget karena sejak aku di indonesia, kami hampir tidak pernah saling mengirim pesan.
Ternyata ia mengambil kuliah paruh waktu, jadi waktu aku kembali ke Adelaide, aku masih menemuinya di mejanya. masih tetap sama. Keramahannya, cerianya, senyumnya.
Suhwa, its her Korean name, while her English name is Beth. I like to call her Suhwa.
Usianya sekitar tujuh tahun lebih tua dariku. Tapi wajahnya jauh terlihat lebih muda dariku.
Kami sering menghabiskan waktu bersama di ruang D402. Itu adalah Master'room. Sebuah ruangan khusus yang diperuntukkan bagi kami para mahasiswa Internasional untuk mengerjakan tugas.
Aku sering menghabiskan waktu di deoan komputer, di meja hyang sudah kutandai dengan namaku. Begitupun Suhwa, walaupun dia duduk tidak tepat di sebelahku. tapi kami sering ebrkunjung satu sama lain. Yah, bagaimanapun juga, kami berada di dalam satu ruangan yang sama. hanya terpisah oleh shaf jejeran komputer di dalam ruangan itu.
Sering aku mendengar ceritanya, begitu juga dengan dia, sering mendengar ceritaku.
Kami satu kelas sejak semester pertama.
Aku fikir, dia sudah lulus kuliah ketika aku kembali ke Adelaide setelah menghabiskan satu tahun cuti (Hamil dan melahirkanku). Tapi ternyata tidak, aku masih ketemu lagi dengannya. Aku sempat kaget karena sejak aku di indonesia, kami hampir tidak pernah saling mengirim pesan.
Ternyata ia mengambil kuliah paruh waktu, jadi waktu aku kembali ke Adelaide, aku masih menemuinya di mejanya. masih tetap sama. Keramahannya, cerianya, senyumnya.
Komentar
Posting Komentar
silakan Berkomentar