TEMPE dan LOMBOK
Tempe dan Lombok
Dear All,
Akhir pekan, seperti biasa adek2 pada pulang kampong dan baru balik ke wisma hari Minggu Sore.
Ada banyak oleh-oleh dan makanan ringan maupun berat yang wisma terima.
Seperti biasa, Niken- membawa makanan cirri khas kesukaannya, fikirpun yaitu kering tempe. Tak main-main, dia bawa dengan porsi yang besar agar bisa dimakan kami ber sepuluh hingga hari berikutnya. Dan, yang kami fikirpun masih susuai dengan kondisi yang ada. Apa coba? Yaitu menu kering tempe yang pedasnya minta ampun. Secara gitu ya, keluarga niken memang penggemar pedas, jadi tak aneh jika kering tempe yang dibawanya juga berbalut Lombok-lombok. Huahhhwh..pedassnya….
***
Tak sampai di situ kawan, ternyata menu kesukaan Niken yaitu Lombok, tidak hanya nangkring di menu kering tempe. Saat aku menuju dapur untuk membuat teh hangat, mataku dikejutkan oleh sebuah pemandangan yang menawan, apa itu?
Sebaskom yang penuh dengan warna-warni cabai. Dan, itu semua adalah cabai rawit dengan bermacam ukuran dan warna-warni mirip lampu lalu lintas, merah hijau kuning.
Subhanallah…. Luar biasa…
Akhirnya, kami putuskan bersama untuk membagi Lombok yang berjibun itu menjadi dua bagian, setengah bagian untuk persediaan wisma kami, setengah bagian yang lain akan kami berikan untuk Ibu Marni yang rumahnya kebetulan di depan wisma kami.
Karena kebetulan juga ada banyak makanan, maka kami memberikan Lombok sekaligus satu bungkus makanan Brem yang dibawa Niken, sekaligus kami menyertakan mangkuk bersih milik bu Marni yang kemarin beliau berikan ke wisma kami berikut dengan sayur lodeh yang nikmat dan mantab. Membuat kami urung untuk memasak sayur bayam. Itu kemarin.
***
Sayur bayam yang kami simpan dan rendam di dalam air (karena di wisma kami tidak ada kulkas) dari kemaren itu, rencananya akan kami masak sore ini. Piket masak kali ini bagian si Niken.
Begitu pulang kantor…. Saya terperangah, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, tapi di wisma belum da mkanan apapun, memasak nasipun si niken tidak. Ternyata niken masih tidur di kamarnya. Saya hendak membangunkannya untuk mengingatkan kalau hari ini piket memasak, tapi rasanya tak tega, mungkin dia masih capek. Akhirnya saya putuskan untuk memasak.
Sebenarnya, hati ini merasa butuh lebih banyak bersabar, soalnya kebiasaan di wisma yang seringkali bikin pengen emosi. Dan itu masih saja berlangsung sampai sekarang, padahal saya sudah berkali-kali mengingatkan. Dan sore ini saya juga masih menemukannya. beberapa hal anti cb saya jelaskan di bab baru. ^_^
***
Kemudian, saya cek dapur, alhasil tidak ada sayur apapun yang bisa dimasak. Bayam yang kemaren sudah membusuk, Cuma ada beberapa helai daun yang masih bisa dimanfaatkan (baca: sedikit lumayan segar). Saya mengambilnya, dan dengan masukan dari si kecil santi, saya puny ide…
Nasi sedang dimasak oleh dewi,… saya sudah membuat sambal terasi… telur asin yang dibawa oleh Devy kemaren masih tersedia dan cukup untuk kami makan sebagai lauk, tinggal sayur…
Thing….
Kalau kepepet begini semuanya bisa keluar..termasuk ide imut sis anti yang saya setujui.
Yaitu membuat sayur Lombok. What? … Lombok lagi? Kan sudah ada sambal… tapi..karena sebagian dari kami sedang puasa, tentu saja ingin berbuka nanti dengan adanya sayur berkuah….
Dan akmi akhirnya sukseskan misi besar ini, sayur Lombok. Karena baru mulai memasak jam 5 lebih, maka kami memasak setelah maghrib, pas nanti saat nasi sudah matang.
Begini: berikut sayur Lombok mantab buatan kami.
- Lombok seabrek yang diiris kecil (kebetulan Lombok ada banyak stok
- Bawang meran sa’umprit (karena stok bawang merah n putih habis…Cuma ditemukan beberapa butir bawang merah kecil—no bawang putih).
- Garam
- Gula
- Masako
- Air (untuk kuah)
- Tak lupa bayem beberapa helai daun… sangat sedikit.
Jadilah sayur Lombok untuk 10 orang. Terserah yang mau ambil silakan..ini bukan menu wajib karena hanya untuk mengantisipasi tidak adanya sayur berkuah untuk teman nasi.
Te..rererertttttt…
Sayur yang pada dicemooh dengan bentuknya, ternyata pada minat semua hingga hampir habis…. Tak sia-sia Lombok ini dipotong segini banyaknya.
Alhasil
Pagi hari… beberapa diantara kami banyak yang mencret. Heheheh
Map ya..salah sendiri mau makan :P
Dear All,
Akhir pekan, seperti biasa adek2 pada pulang kampong dan baru balik ke wisma hari Minggu Sore.
Ada banyak oleh-oleh dan makanan ringan maupun berat yang wisma terima.
Seperti biasa, Niken- membawa makanan cirri khas kesukaannya, fikirpun yaitu kering tempe. Tak main-main, dia bawa dengan porsi yang besar agar bisa dimakan kami ber sepuluh hingga hari berikutnya. Dan, yang kami fikirpun masih susuai dengan kondisi yang ada. Apa coba? Yaitu menu kering tempe yang pedasnya minta ampun. Secara gitu ya, keluarga niken memang penggemar pedas, jadi tak aneh jika kering tempe yang dibawanya juga berbalut Lombok-lombok. Huahhhwh..pedassnya….
***
Tak sampai di situ kawan, ternyata menu kesukaan Niken yaitu Lombok, tidak hanya nangkring di menu kering tempe. Saat aku menuju dapur untuk membuat teh hangat, mataku dikejutkan oleh sebuah pemandangan yang menawan, apa itu?
Sebaskom yang penuh dengan warna-warni cabai. Dan, itu semua adalah cabai rawit dengan bermacam ukuran dan warna-warni mirip lampu lalu lintas, merah hijau kuning.
Subhanallah…. Luar biasa…
Akhirnya, kami putuskan bersama untuk membagi Lombok yang berjibun itu menjadi dua bagian, setengah bagian untuk persediaan wisma kami, setengah bagian yang lain akan kami berikan untuk Ibu Marni yang rumahnya kebetulan di depan wisma kami.
Karena kebetulan juga ada banyak makanan, maka kami memberikan Lombok sekaligus satu bungkus makanan Brem yang dibawa Niken, sekaligus kami menyertakan mangkuk bersih milik bu Marni yang kemarin beliau berikan ke wisma kami berikut dengan sayur lodeh yang nikmat dan mantab. Membuat kami urung untuk memasak sayur bayam. Itu kemarin.
***
Sayur bayam yang kami simpan dan rendam di dalam air (karena di wisma kami tidak ada kulkas) dari kemaren itu, rencananya akan kami masak sore ini. Piket masak kali ini bagian si Niken.
Begitu pulang kantor…. Saya terperangah, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, tapi di wisma belum da mkanan apapun, memasak nasipun si niken tidak. Ternyata niken masih tidur di kamarnya. Saya hendak membangunkannya untuk mengingatkan kalau hari ini piket memasak, tapi rasanya tak tega, mungkin dia masih capek. Akhirnya saya putuskan untuk memasak.
Sebenarnya, hati ini merasa butuh lebih banyak bersabar, soalnya kebiasaan di wisma yang seringkali bikin pengen emosi. Dan itu masih saja berlangsung sampai sekarang, padahal saya sudah berkali-kali mengingatkan. Dan sore ini saya juga masih menemukannya. beberapa hal anti cb saya jelaskan di bab baru. ^_^
***
Kemudian, saya cek dapur, alhasil tidak ada sayur apapun yang bisa dimasak. Bayam yang kemaren sudah membusuk, Cuma ada beberapa helai daun yang masih bisa dimanfaatkan (baca: sedikit lumayan segar). Saya mengambilnya, dan dengan masukan dari si kecil santi, saya puny ide…
Nasi sedang dimasak oleh dewi,… saya sudah membuat sambal terasi… telur asin yang dibawa oleh Devy kemaren masih tersedia dan cukup untuk kami makan sebagai lauk, tinggal sayur…
Thing….
Kalau kepepet begini semuanya bisa keluar..termasuk ide imut sis anti yang saya setujui.
Yaitu membuat sayur Lombok. What? … Lombok lagi? Kan sudah ada sambal… tapi..karena sebagian dari kami sedang puasa, tentu saja ingin berbuka nanti dengan adanya sayur berkuah….
Dan akmi akhirnya sukseskan misi besar ini, sayur Lombok. Karena baru mulai memasak jam 5 lebih, maka kami memasak setelah maghrib, pas nanti saat nasi sudah matang.
Begini: berikut sayur Lombok mantab buatan kami.
- Lombok seabrek yang diiris kecil (kebetulan Lombok ada banyak stok
- Bawang meran sa’umprit (karena stok bawang merah n putih habis…Cuma ditemukan beberapa butir bawang merah kecil—no bawang putih).
- Garam
- Gula
- Masako
- Air (untuk kuah)
- Tak lupa bayem beberapa helai daun… sangat sedikit.
Jadilah sayur Lombok untuk 10 orang. Terserah yang mau ambil silakan..ini bukan menu wajib karena hanya untuk mengantisipasi tidak adanya sayur berkuah untuk teman nasi.
Te..rererertttttt…
Sayur yang pada dicemooh dengan bentuknya, ternyata pada minat semua hingga hampir habis…. Tak sia-sia Lombok ini dipotong segini banyaknya.
Alhasil
Pagi hari… beberapa diantara kami banyak yang mencret. Heheheh
Map ya..salah sendiri mau makan :P
Komentar
Posting Komentar
silakan Berkomentar