JINGGA LANGIT - "SESUATU"
Dear All,
ini tentang sesuatu... Aku tidak tahu mengapa... tapi hari ini aku rasanya ingin banyak menangis. Orang bilang kalau kita menangis itu berarti akan mendapat kabar yang baik. Tapi maaf, aku tidak percaya hal itu. Penggenggam hati-hati kita hanya Allah. jadi jika hati ingin menangis, maka mungkin Allah tengah mengingatkan kita untuk lebih refleksi diri.
aku merasa tengah melihat mentari yang mulai lelah dan ingin tidur, tapi di tengah perjalanannya itu, mentari justru memberiku suasana yang terasa nyaman dan indah. entahlah, ada kesejukan berbalut kehangatan di sana.
___
hari ini rekan kerjaku bercerita
tentang kekecewaannya pada seseorang.... jlek! terus terang aku kaget bukan main. rekanku (sebut saja B) selama ini kukenal sebagai pribadi yang benar-benar luar biasa, sabar, pemaaf, baik hati, ceria. .. namun ia bisa juga merasa kecewa dengan orang lain.
ceritanya itu begini: ada seorang junior yang meminjam uannya x juta. dan hingga saat ini tidak kembali. tidak ada kata maaf maupun konfirmasi dari sang junior. B sebenarnya sudah ikhlas dengan uang itu, ia hanya merasa kecewa dengan juniornya yang seharusnya ada komunikasi, minta maaf-kek atau apa lah kalau memang benar tidak bisa membayarnya. apalagi si junior itu di luar begitu dikenal debagai aktifis masjid dan kemuslimahan, tapi rekan saya B terus terang hanya bisa tertawa jika ia mendengar bahwa si junior aktif dan sebagainya, karena buktinya ia telah membuat rekan saya kecewa.
saya tertegun sejenak...
kisah yang saya alami hampir sama dengan yang dialami oleh B
Uang saya dipinjam rekan saya si A sekian juta sebut saja. si C sekian juta, Tadinya saya membantu karena dia memang butuh dan mengancam studinya. namun ketika jatuh tempo membayar, beberapa kali saya tagih, si A hanya bilang nanti dan nanti. ini sudah tahun ke 4. dan dia melupakannya sama sekali..sayapun sudah bosan menagih. padahal saya sudah mengijinkannya untuk menyicil (tanpa bunga serupiahpun)
Bilang saja, saya harus mengikhlaskannya. jika memang dia berasal dari keluarga tidak mampu, saya bisa lepaskan dan anggap sebagai bukan hutang, tapi sayangnya ia berasal dari keluarga sangat mampu. HP nya saja Blackberry yg lagi santer, bandingkan dengan HP saya yang sederhana. sekolahnya saja sudah lanjut s2. intinya saya memandang dia sebagai yang berkecukupan. terus terang saya kecewa dengannya. Apakah sikap saya yang terlalu ringan tangan untuk memberi di tengah keterbatasan saya ini akhirnya banykk dimanfaatkan oleh orang lain? saya tak tega dengan rekan yang kesulitan keuangan (sejatinya mereka mampu, hanya saja kondisi pas mereka benar-benar butuh).
saya mencoba untuk ikhlas ya Allah, namun jika kondisi seperti itu... hutang harusnya dijawab segera karena di awal memang akad hutang. saya faham kekecewaan rekan saya.Bayangkan saja.... kita berniat menolong rekan kita yang kesulitan keuangan namun ketika ia sukses, ia tak mau mmbayar hutangnya. saya tahu anda akan berkata "IKHLASKANLAH" dan saya terus terang akan mudah untuk ikhlas jika yang bersangkutan adalah orang yang benar2 tidak mampu dan butuh uang, tp jika uang iapun melimpah, ia melupakan hal yang harusnya ia selesaikan, bayar hutang.
ini tentang sesuatu... Aku tidak tahu mengapa... tapi hari ini aku rasanya ingin banyak menangis. Orang bilang kalau kita menangis itu berarti akan mendapat kabar yang baik. Tapi maaf, aku tidak percaya hal itu. Penggenggam hati-hati kita hanya Allah. jadi jika hati ingin menangis, maka mungkin Allah tengah mengingatkan kita untuk lebih refleksi diri.
aku merasa tengah melihat mentari yang mulai lelah dan ingin tidur, tapi di tengah perjalanannya itu, mentari justru memberiku suasana yang terasa nyaman dan indah. entahlah, ada kesejukan berbalut kehangatan di sana.
___
hari ini rekan kerjaku bercerita
tentang kekecewaannya pada seseorang.... jlek! terus terang aku kaget bukan main. rekanku (sebut saja B) selama ini kukenal sebagai pribadi yang benar-benar luar biasa, sabar, pemaaf, baik hati, ceria. .. namun ia bisa juga merasa kecewa dengan orang lain.
ceritanya itu begini: ada seorang junior yang meminjam uannya x juta. dan hingga saat ini tidak kembali. tidak ada kata maaf maupun konfirmasi dari sang junior. B sebenarnya sudah ikhlas dengan uang itu, ia hanya merasa kecewa dengan juniornya yang seharusnya ada komunikasi, minta maaf-kek atau apa lah kalau memang benar tidak bisa membayarnya. apalagi si junior itu di luar begitu dikenal debagai aktifis masjid dan kemuslimahan, tapi rekan saya B terus terang hanya bisa tertawa jika ia mendengar bahwa si junior aktif dan sebagainya, karena buktinya ia telah membuat rekan saya kecewa.
saya tertegun sejenak...
kisah yang saya alami hampir sama dengan yang dialami oleh B
Uang saya dipinjam rekan saya si A sekian juta sebut saja. si C sekian juta, Tadinya saya membantu karena dia memang butuh dan mengancam studinya. namun ketika jatuh tempo membayar, beberapa kali saya tagih, si A hanya bilang nanti dan nanti. ini sudah tahun ke 4. dan dia melupakannya sama sekali..sayapun sudah bosan menagih. padahal saya sudah mengijinkannya untuk menyicil (tanpa bunga serupiahpun)
Bilang saja, saya harus mengikhlaskannya. jika memang dia berasal dari keluarga tidak mampu, saya bisa lepaskan dan anggap sebagai bukan hutang, tapi sayangnya ia berasal dari keluarga sangat mampu. HP nya saja Blackberry yg lagi santer, bandingkan dengan HP saya yang sederhana. sekolahnya saja sudah lanjut s2. intinya saya memandang dia sebagai yang berkecukupan. terus terang saya kecewa dengannya. Apakah sikap saya yang terlalu ringan tangan untuk memberi di tengah keterbatasan saya ini akhirnya banykk dimanfaatkan oleh orang lain? saya tak tega dengan rekan yang kesulitan keuangan (sejatinya mereka mampu, hanya saja kondisi pas mereka benar-benar butuh).
saya mencoba untuk ikhlas ya Allah, namun jika kondisi seperti itu... hutang harusnya dijawab segera karena di awal memang akad hutang. saya faham kekecewaan rekan saya.Bayangkan saja.... kita berniat menolong rekan kita yang kesulitan keuangan namun ketika ia sukses, ia tak mau mmbayar hutangnya. saya tahu anda akan berkata "IKHLASKANLAH" dan saya terus terang akan mudah untuk ikhlas jika yang bersangkutan adalah orang yang benar2 tidak mampu dan butuh uang, tp jika uang iapun melimpah, ia melupakan hal yang harusnya ia selesaikan, bayar hutang.
Komentar
Posting Komentar
silakan Berkomentar