INOKULUM / USAR TEMPEH by AL-AMAN TEMPEH


Bismillah,

Okay,
sepertinya tema ini adalah tema yang banyak ditunggu. Sesuai janji saya ke beberapa teman lintas state, lintas negara bahkan lintas benua, bahwa hari ini akan saya posting tentang The secret key of the Tempeh. Yang tanpa satu hal ini, tidak akan terbentuk makanan paling ngangeni di dunia yaitu: T E M P E H. Sayangnya,saya baru sempat menulis 45 menit sebelum deadline janji saya end. Tepat jam 12 kurng 45 menit WTMA (Waktu tengah Malam Adelaide), saya akhirnya harus membayar hutang alias memenuhi janji tentang RAGI tempe.

Kemanapun kita berkelana (ciee, kayak lagunya bang Roma :P ), Tempe akan selalu membuat lidah merasa rindu. Ketika lidah bersapa Tempeh, seolah bersapa pada kampung halaman.
Well, sebelum berkutat dengan sang Ragi atau lebih keren kita panngil INOKULUM aja kali ya… hehe, maka saya akan sedikit bercerita tentang si TEMPEH.

Tempeh banyak dikenal sebagai produk proses berkembang biak antara kedelai dan inokulum. Tapi tahukah kita bahwa sebenarnya tempe tidak hanya terbuat dari kedelai, tapi bisa dibuat dari macam-macam sumber biji-bijian lain. Di beberapa wilayah di Indonesia ini merupakan hal yang banyak dijumpai. Hanya saja, cuma di daerah tertentu yang menyajikan tempe ala non-kedelai.
Contohnya nih ya: tempe koro (dari biji koro), tempe lamtoro, tempe kacang hijau, tempe gembus (dari ampas tahu), tempe bongkrek (dari ampas kelapa = ini sering beracun), oncom (ampas tahu plus onggok).

Kalau mau jujur nih ya, gizi tempe itu banyak bangettssss. Bahkan mengkonsumsi tempe sangat dianjurkan lho… Selain memiliki banyak kandungan protein, lemak, vitamin B, kalsium, zat besi, tempeh juga berkhasiat untuk memelihara kesehatan tubuh, serta bisa mencegah beberapa jenis penyakit. Oiya, ada kandungan antibiotik dan antioksidan juga.. hohoho…So…ayo makan tempeh. Hehe.
Well,
Bicara soal hubungan saya dan tempeh, sudah saya ceritakan singkat di awal lah…intinya sich, Fafa (temen saya) menjuluki saya sebagai PTNW (Penggemar Tempe Nomor Wahid). Ahhaha.. Pasalnya waktu kami kuliah dan makan bareng di warung, saya seringnya ambil nasi plus oseng tempe lauk tempe goreng. It’s all about tempeh. Hehehhe.
Okay, mungkin di Indonesia, tempe Cuma dipandang sebelah mata coz kita bisa dapetin di mana aja (asal penjual sayuran) dan harganya murah (bangeetsss). Sedangkan kalau kita di negeri antah berantah, misal Australia, Jepang, Eropa, Amerika… dan lainnya… Tempeh dianggap sebagai makanan berkelas. Selain jarang ditemui, harganya bisa mahal banget.

Nah, berhubung tidak semua area bisa didapati inokulum untuk membuat kedelai, mari kita belajar cara membuat ragi/ inokulum sendiri: Btw, nama lain ragi itu adalah inokulum atau usar. (nah, kan tadi sudah pakai kata-kata inokulum dan ragi, sekarang saatnya usar kita gunakan bersama. hehehe
Sebenarnya ada beberapa cara, karena saya sudah ngantuk, dan deadline sudah hampir abis, maka saya kasih tips singkat ya cara membuat usar.

1.       Usar dari Daun pembungkus tempe.
Usar ini dulu saya dapat belajar dari budhe saya yang juga bisnis tempe sebelum beliau meninggal. Caranya sederhana, tempe yang berbungkus daun, tempenya diambil aja buat di masak, tapi daunnya (bisa daun jati, bisa daun pisang) jangan dibuang. Di taruh saja di tempat terbuka (tapi jangan yang terkena panas matahari langsung). Nanti setelah satu hari dibiarkan di udara terbuka dan di sekitar daun mulai tumbuh sisa-sisa tempe sebelumnya yang memutih atau menghitam, maa daun ini sudah bisa dijadikan ragi. Caranya sederhana. Waktu buat tempeh sampai tahap peragian, usapkan merata daun tersebut ke kedelai sebagai proses peragian. Setelah digunakan untuk mengusap dan menggosok kedelai, buang daun tersebut.  Proses peragian selesai. Kedelai tinggal dibungkusin. Dan melanjutkan tahap dalam proses pembuatan tempe. Sederhana – Cuma mengurap daun bekas tempe sebagai pengganti ragi.

2.       Usar dari Tempe yang sudah jadi
Pilih tempe yang jamurnya sudah berubah warna menjadi berwarna hitam ( tempe segar yang disimpan beberapa hari); iris tipis-tipis; jemur sampai kering; kemudian blender hingga menjadi tepung.; ayak. Campur dengan tepung terigu yang telah disangrai (perbandingan 1 : 10). Kemas dalam kantong plastik atau gunakan tepung tempe tersebut sebagai ragi.

Well, kemaren ada temen saya dari Jepang yang WA saya (temen SMA dan kuliah), nanya-nanya cara membuat tempe jika tidak ada ragi. Saya sarankan pakai tempe yang sudah jadi. Masalahnya sekarang adalah tempe di Jepang di bekukan. Bisa ndak ya kira-kira dibuat dengan step 2 di atas. Nah, saya sudah berusaha mencari jawaban, tetapi belum menemukannya. Sepertinya tidak ada jurnal ilmiah juga yang mendukung hal ini, untuk itu saat ini yang bisa saya sarankan ke temen saya ini adalah, coba aja dulu dengan step dua menggunakan tempe yang ada di sana. Siapa tahu berhasil. Kalaupun gagal, kamu kerjain aja sebagai bahan riset.. biar ada penelitian tentang tempe di Jepang. Heheheheh.
Udah ya, ini sudah 5 menit menuju jam 12 malam dan mata saya sudah sayu… hzzz…hzzz
Semoga sukses membuat tempe. J


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETIKA COBAAN DATANG ^_^

SAYA dan EWB (Education Without Border) 2011 - Dubai d Abu Dhabi - UAE 27-31 March 2011

JANJI ALLAH KEPADA ORANG-ORANG YANG TIDAK BERIMAN