PEREMPUAN SEDERHANA YANG MENGINSPPIRASIKU

Saya menyelesaikan program S1 dan profesi ners di  tahun 2010. Tepat saat saya menunggu jadwal wisuda, saya mengikuti seleksi asisten dosen di Universitas temoat saya kuliah. Alhamdulillah saya lolos. dan mulai saat itu, saya telibat aktif dalam berbagai kegiatan di kampus.

Saya pribadi menyukai sistem kerja di kampus saya, khususnya di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Diponegoro. Sebagai pengajar muda, saya banyak sekali dilibatkan dalam berbagai aktifitas di kampus.Di tempat ini, tidak ada sistem senioritas. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk berkembang. Begitu yang disampaikan oleh Ketua Progra Studi Ilmu Keperawatan, Ibu Meidiana Dwidiyanti SK.P., MSc.

Kami, para bibit-bibit baru, selalu mendapat kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan. Saya suka sekali dengan lingkungan baru ini. Selain banyak dilibatkan di sistem pengajaran maupun penelitian, kami juga diikutkan dalam berbagai kegiatan sosial. sebagai contoh sederhana. Saya di rekruit oleh Ibu Meidiana untuk menjadi pembimbing mahasiswa di kegiatan Social Volunteer (SV), sebuah kegiatan relawan siaga bencana yang mana para mahasiswa yang terlibat akan mendapat kesempatan untuk menjadi relawan kegiatan kebencanaan.

Sungguh luar biasa usaha bu Meidiana dalam memfasilitasi mahasiswa untuk terlibat dalam kegaitan sosial kebencanaan yang beliau dirikan. Lihat saja, di tengah kesibukan beliau yang begitu padat sebagai ketua Program Studi, dengan usia yang sudah lebih dari setengah abad, beliau masih menyempatkan diri mendampingi mahasiswa untuk terlibat aktif di kegiatan sosial. Semangat beliau sungguh luar biasa. Semangat  yang menggebu-gebu mengalahkan kami para pemuda.

Walaupun sifatnya sukarela, SV memiliki jumlah anggota yang selalu bertambah setiap tahunnya. lihat saja, di awal berdiri, tahun 2009 tim ini hanya terdiri dari 10 mahasiswa. Saat ini (2012), anggota SV mencapai 60 mahasiswa. sebuah perkembangan yang menurut saya sungguh luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepedulian mahasiswa meningkat setiap tahunnya. Mereka tidak dibayar sedikitpun untuk menjadi relawan, tapi berkat kesungguhan Bu Meidiana dalam memberikan pengarahan dan membimbing para mahasiswa, SV bisa berkembang seperti sekarang ini.

Saat ini, SV tidak hanya bergerak sebagai relawan bencana melainkan jug kegiatan sosial lainnya seperti pendampingan anak-anak sekitar kampus dalam program "Smart Children", Juga bimbingan konseling untuk Ibu-ibu di pedesaan dekat kampus dalam program "Ibu Bahagia". Sebagaimana spesialisasi ibu Meidiana adalah Mental Health Nursing, beliau membuat sebuah ruangan konseling untuk menampung permasalahan para ibu-ibu dan mahasiswa. Luar biasa, ternyata setiap hari, jumlah pasien konselingnya selalu meningkat.  Banyak masalah di keluarga yang tidak tergali.

Berkat beliau, kami banyak terlibat di kegiatan sosial. saya sendiri turut merasakan semangat yang menggelora itu. Saat bencana gempa di Padang, 10 mahasiswa SV bersama beliau memberikan trauma paska bencana. Begitu juga ketika bencana melanda beberapa wilayah lain di Indonesia, seperti letusan merapi di Jogjakarta, banjir Wonosobo. SV juga terlibat aktif di dalamnya. 

Tim trauma healing SV di Padang _kolaborasi dengan PKPU


Tim SV di Magelang paska letusan Merapi, Oktober 2010



Saya sebagai tim SV saat di penampungan korban banjir wonosobo




Hampir di setiap kegiatan kebencanaan, SV, dibawah bimbingan beliau, selalu bisa turut berpartisipasi dalam kegiatan kebencanaan. Kami bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (Pos Keadilan Peduli Umat). Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian berbagai macam terapi, seperti berikut.

home visit




Siapa bilang menjadi relaan tak akan mendapat apa-apa?
kami mendapat banyak sekali hal baru:
1. bagaimana berkontribusi secara nyata untuk masyarakat, bagaimana dekat dengan mereka.
2. bagaimana akhirnya saya, Sri Hindriyastuti, mendapatkan panggilan untuk presentasi mewakili Indonesia dalam sebuah kegiatan internasional di UAE, education without border, untuk presentasi tentang kegiatan trauma healing paska bencana yang kami lakukan. 
3. bagaimana akhirnya mahasiswa kami, Siti Irsalina mendapat panggilan untuk membuat action plans tentag kebencanaan. 
4. bagaimana akhirnya projek-projek penelitian mahasiswa SV mendapatkan pendanaan Dikti.
5. bagaimana akhirnya mahasiswa SV kami bisa berangkat mengikuti konferensi ke Korea.
6. bagaimana akhirnya mahasiswa kami semakin bersemangat untuk terus mengembangkan SV.
7. bagaimana akhirny kami belajar untuk saling berbagi tugas antar anggota SV dan saling mendukung satu sama lain.

Beginilah seharusnya pendidikan, tidak hanya berkutat pada urusan tugas tugas kampus, tapi bagaimana membangun kami generasi muda untuk terus berkontribusi secara masyarakat. beginilah seharusnya pendidikan. merangkul para mahasiswa sebagai mitra dalam melayani masyarakat. Beginilah seharusnya pendidikan, mengenalkan siswa tentang masalah nyata di masyarakat dan bagaimana memberikan kontribusi semaksimal mungkin.
Beginilah seharusnya seorang guru, mengetahui sisi positif mahasiswa dan memberdayakannya untuk kegiatan kemanuasiaan agar mengasah pola fikir dan sense of belonging terhadap apa saja yang ada di sekitar kita.  Indonesia tercinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAYA dan EWB (Education Without Border) 2011 - Dubai d Abu Dhabi - UAE 27-31 March 2011

PROSES PEMBUATAN TEMPE AL-AMAN (COCOK UNTUK NEGARA 4 MUSIM).

MERAJUT dengan HATI ^_^