INDAHNYA HAJI
Note pak Riky Abu Musa lagi:
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا
“Mengerjakan haji itu adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (QS. Ali Imran: 97)
Penjelasan Ringkas
Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata, “Sungguh telah banyak hadits yang sampai kepada kita bahwa haji merupakan salah satu rukun islam, tiang dan pilar-pilarnya, dan itu telah menjadi ijma’ kaum muslimin. Dan sesungguhnya bagi orang yang mampu wajib mengerjakannya sekali dalam seumur hidup.”
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu `anhu- ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah di hadapan kami seraya berkata,”Wahai sekalian manusia,.. sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji atas kalian, maka berhajilah kalian..”.
Lalu seorang lelaki berdiri seraya berkata,”Apakah setiap tahun wahai Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam hingga lelaki itu mengulanginya tiga kali. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Kalau aku katakan iya, maka itu akan menjadi wajib, dan kalian tidak akan mampu melaksanakannya.” (HR. Ahmad).
Kedudukan Ibadah Haji
Tidak ada perbedaan bahwa ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang lima, dan salah satu kewajiban dalam Islam berdasarkan ayat di atas dan juga hadits2 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Islam dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang hak untuk disembah kecuali Allah, dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah Rasul utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikian pula kaum muslimin telah sepakat akan kewajiban ibadah haji bagi mereka yang mampu, dan tiada seorangpun menyelisihi kesepakatan ini. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, I/364 dan Ibnu Qudamah 5/5)
Bersegera Melaksanakan Haji
Bagi orang yang telah memiliki kemampuan dan memenuhi segala persyaratan (Muslim, Berakal, Baligh, Merdeka < bukan budak >, dan mampu < dari sisi biaya dan fisik untuk perjalanan>) , wajib untuk segera melaksanakan ibadah haji.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Barangsiapa hendak melaksanakan haji, hendaklah segera ia lakukan, karena terkadang seseorang itu sakit, binatang (kendaraannya) hilang, dan adanya suatu hajat yang menghalangi.” (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah, no. 2331)
“Bersegeralah melaksanakan haji, karena sesungguhnya salah seorang di antara kamu tidak mengetahui apa yang akan merintanginya.” ( HR. Ahmad dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Irwaa’ul Ghaliil, no. 990)
Di antara Keutamaan Ibadah Haji Dan Umrah
1. Adalah salah satu ibadah yang paling utama
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ الله : أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: (إِيْمَانٌ بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ)، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: (الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ)، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: (حَجٌّ مَبْرُوْرٌ)
“Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya: “Amal ibadah apakah yang paling utama?” Beliau bersabda: “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Lalu beliau ditanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau bersabda: “Jihad di jalan Allah.” Dikatakan (kepada Nabi): “Kemudian apa lagi?” Beliau bersabda: “Haji yang mabrur.” ( HR. ABukhari dan Muslim)
Orang yang bijak adalah orang yang mampu mengambil faedah sebanyak2nya dari potensi dan kesempatan yang Allah berikan padanya. Dan sebaik2 amalan adalah yang dikerjakan sesuai pada waktu dan tempatnya.. Ibadah yang paling utama di bulan Dzulhijjah adalah haji, maka bagi yang sanggup menjalankannya hendaknya memperhatikan kesempurnaannya.
2. Merupakan penghapus dosa,
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan ibadah haji dan dia tidak melakukan jima’ dan tidak pula melakukan perbuatan dosa, dia akan kembali dari dosa-dosanya seperti pada hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).
Siapa saja yang menyadari bahwa dalam kesehariannya tidak pernah lepas dari perbuatan dosa, maka tentu ia akan berusaha untuk menghapus dosa2 tsb. Ada banyak amalan yang merupakan penghapus bagi dosa, diantaranya adalah ibadah yang mulia ini..
3. Balasan bagi haji mabrur adalah Surga
الْعُمْرَِةُ إِلَى الْعُمْرِةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَ الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ
“Umrah (yang pertama) kepada umrah yang berikutnya sebagai kaffarat (peng-hapus) bagi (dosa) yang dilakukan di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya, melainkan jannah.” ( HR. Malik, Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada kita untuk berdoa, meminta pada Allah surga firdaus.. Surga yang paling tinggi derajatnya. Dan ketahuilah.. bahwa surga itu indah.. saangat indah.. Maka dibutuhkan usaha yang kuat, pengorbanan harta dan jiwa dengan iringan ikhlas karena Allah..
Ibadah ini mengantarkan ke surga, maka ikutilah jalan yang telah dicontohkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar tidak menyimpang..
4. Bentuk jihad bagi para wanita dan setiap orang yang lemah
“Dari Aisyah ia berkata, aku bertutur: ‘Ya Rasulullah kami melihat bahwasanya berjihad adalah amal ibadah yang paling utama, apakah kami (para wanita) tidak berjihad? Maka beliau bersabda: ‘Bagi kalian (kaum wanita), jihad yang paling utama adalah haji mabrur’.”
Ibadah ini sangat mahal, dan tidak semua orang diberikan karunia, taufiq dari Allah untuk bisa menunaikan haji. Maka hargailah pengorbananmu sebagaimana mestinya.. Dan berlindunglah pada Allah agar terhindar dari golongan orang2 yang merugi..
5. Memilki doa yang mustajab
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji dan orang yang umrah, adalah tamu Allah. Dia SWT memanggil mereka, maka mereka pun menjawab (panggilan)-Nya dan mereka memohon kepada-Nya. Dia-pun mengabulkan permohonan mereka.”
Olehnya. hendaknya bagi jamaah haji memanfaatkan momentum ini untuk memperbanyak doa kepada Allah 'Azza wa Jalla.. Berdoa kebaikan dunia-akhirat untuk diri sendiri, kedua orang tua dan orang2 yang kita cintai. Dan tidak ada salahnya kita sisipkan doa untuk para pemimpin negeri. Imam Ahmad pernah berkata,"Seandainya saya mengetahui ada satu doaku yang mustajab, maka doa itu akan aku peruntukkan bagi para pemimpin negeri. Sebab, jika pemimpin itu baik, maka masalahatnya akan dirasakan seluruh rakyat.."
6. Bagi yang meninggal ketika berhaji, akan dibangkitkan dalam keadaan ihram..
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa keluar dalam melaksanakan haji lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar dalam melaksanakan umrah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang melaksanakan umrah sampai hari kiamat, dan barangsiapa keluar dalam berperang di jalan Allah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang berperang dijalan Allah sampai hari Kiamat.” (Al-Haitsami berkata dalam Majma’uz Zawaaid perawi hadits ini perawi kitab Ash-Shahih)
Cahaya Hikmah
Salman Al-Farisy berkata,”Sesungguhnya tempat itu bukan jaminan untuk seseorang menjadi suci, akan tetapi amal kebaikannya-lah yang akan membuat seseorang menjadi suci..”
Kita datang dengan niat yang suci, dan kita juga berada di tanah yang suci. Maka sungguh tidak pantas, jika kesucian tsb malah kita kotori dengan perbuatan2 yang dilarang oleh Allah ‘Azza Wa Jalla…
Abu Musa
Badrany, Al-madinah Al-Munawwarah
29 Okt 2011
( Sebelum Aku Lupa.. ^_^ )
"Selamat menunaikan Ibadah Haji 2011, Semoga mendapatkan haji yang mabrur.."
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا
“Mengerjakan haji itu adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (QS. Ali Imran: 97)
Penjelasan Ringkas
Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata, “Sungguh telah banyak hadits yang sampai kepada kita bahwa haji merupakan salah satu rukun islam, tiang dan pilar-pilarnya, dan itu telah menjadi ijma’ kaum muslimin. Dan sesungguhnya bagi orang yang mampu wajib mengerjakannya sekali dalam seumur hidup.”
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu `anhu- ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah di hadapan kami seraya berkata,”Wahai sekalian manusia,.. sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji atas kalian, maka berhajilah kalian..”.
Lalu seorang lelaki berdiri seraya berkata,”Apakah setiap tahun wahai Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam hingga lelaki itu mengulanginya tiga kali. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Kalau aku katakan iya, maka itu akan menjadi wajib, dan kalian tidak akan mampu melaksanakannya.” (HR. Ahmad).
Kedudukan Ibadah Haji
Tidak ada perbedaan bahwa ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang lima, dan salah satu kewajiban dalam Islam berdasarkan ayat di atas dan juga hadits2 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Islam dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang hak untuk disembah kecuali Allah, dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah Rasul utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikian pula kaum muslimin telah sepakat akan kewajiban ibadah haji bagi mereka yang mampu, dan tiada seorangpun menyelisihi kesepakatan ini. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, I/364 dan Ibnu Qudamah 5/5)
Bersegera Melaksanakan Haji
Bagi orang yang telah memiliki kemampuan dan memenuhi segala persyaratan (Muslim, Berakal, Baligh, Merdeka < bukan budak >, dan mampu < dari sisi biaya dan fisik untuk perjalanan>) , wajib untuk segera melaksanakan ibadah haji.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Barangsiapa hendak melaksanakan haji, hendaklah segera ia lakukan, karena terkadang seseorang itu sakit, binatang (kendaraannya) hilang, dan adanya suatu hajat yang menghalangi.” (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah, no. 2331)
“Bersegeralah melaksanakan haji, karena sesungguhnya salah seorang di antara kamu tidak mengetahui apa yang akan merintanginya.” ( HR. Ahmad dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Irwaa’ul Ghaliil, no. 990)
Di antara Keutamaan Ibadah Haji Dan Umrah
1. Adalah salah satu ibadah yang paling utama
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ الله : أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: (إِيْمَانٌ بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ)، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: (الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ)، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: (حَجٌّ مَبْرُوْرٌ)
“Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya: “Amal ibadah apakah yang paling utama?” Beliau bersabda: “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Lalu beliau ditanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau bersabda: “Jihad di jalan Allah.” Dikatakan (kepada Nabi): “Kemudian apa lagi?” Beliau bersabda: “Haji yang mabrur.” ( HR. ABukhari dan Muslim)
Orang yang bijak adalah orang yang mampu mengambil faedah sebanyak2nya dari potensi dan kesempatan yang Allah berikan padanya. Dan sebaik2 amalan adalah yang dikerjakan sesuai pada waktu dan tempatnya.. Ibadah yang paling utama di bulan Dzulhijjah adalah haji, maka bagi yang sanggup menjalankannya hendaknya memperhatikan kesempurnaannya.
2. Merupakan penghapus dosa,
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan ibadah haji dan dia tidak melakukan jima’ dan tidak pula melakukan perbuatan dosa, dia akan kembali dari dosa-dosanya seperti pada hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).
Siapa saja yang menyadari bahwa dalam kesehariannya tidak pernah lepas dari perbuatan dosa, maka tentu ia akan berusaha untuk menghapus dosa2 tsb. Ada banyak amalan yang merupakan penghapus bagi dosa, diantaranya adalah ibadah yang mulia ini..
3. Balasan bagi haji mabrur adalah Surga
الْعُمْرَِةُ إِلَى الْعُمْرِةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَ الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ
“Umrah (yang pertama) kepada umrah yang berikutnya sebagai kaffarat (peng-hapus) bagi (dosa) yang dilakukan di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya, melainkan jannah.” ( HR. Malik, Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada kita untuk berdoa, meminta pada Allah surga firdaus.. Surga yang paling tinggi derajatnya. Dan ketahuilah.. bahwa surga itu indah.. saangat indah.. Maka dibutuhkan usaha yang kuat, pengorbanan harta dan jiwa dengan iringan ikhlas karena Allah..
Ibadah ini mengantarkan ke surga, maka ikutilah jalan yang telah dicontohkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar tidak menyimpang..
4. Bentuk jihad bagi para wanita dan setiap orang yang lemah
“Dari Aisyah ia berkata, aku bertutur: ‘Ya Rasulullah kami melihat bahwasanya berjihad adalah amal ibadah yang paling utama, apakah kami (para wanita) tidak berjihad? Maka beliau bersabda: ‘Bagi kalian (kaum wanita), jihad yang paling utama adalah haji mabrur’.”
Ibadah ini sangat mahal, dan tidak semua orang diberikan karunia, taufiq dari Allah untuk bisa menunaikan haji. Maka hargailah pengorbananmu sebagaimana mestinya.. Dan berlindunglah pada Allah agar terhindar dari golongan orang2 yang merugi..
5. Memilki doa yang mustajab
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji dan orang yang umrah, adalah tamu Allah. Dia SWT memanggil mereka, maka mereka pun menjawab (panggilan)-Nya dan mereka memohon kepada-Nya. Dia-pun mengabulkan permohonan mereka.”
Olehnya. hendaknya bagi jamaah haji memanfaatkan momentum ini untuk memperbanyak doa kepada Allah 'Azza wa Jalla.. Berdoa kebaikan dunia-akhirat untuk diri sendiri, kedua orang tua dan orang2 yang kita cintai. Dan tidak ada salahnya kita sisipkan doa untuk para pemimpin negeri. Imam Ahmad pernah berkata,"Seandainya saya mengetahui ada satu doaku yang mustajab, maka doa itu akan aku peruntukkan bagi para pemimpin negeri. Sebab, jika pemimpin itu baik, maka masalahatnya akan dirasakan seluruh rakyat.."
6. Bagi yang meninggal ketika berhaji, akan dibangkitkan dalam keadaan ihram..
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa keluar dalam melaksanakan haji lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar dalam melaksanakan umrah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang melaksanakan umrah sampai hari kiamat, dan barangsiapa keluar dalam berperang di jalan Allah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang berperang dijalan Allah sampai hari Kiamat.” (Al-Haitsami berkata dalam Majma’uz Zawaaid perawi hadits ini perawi kitab Ash-Shahih)
Cahaya Hikmah
Salman Al-Farisy berkata,”Sesungguhnya tempat itu bukan jaminan untuk seseorang menjadi suci, akan tetapi amal kebaikannya-lah yang akan membuat seseorang menjadi suci..”
Kita datang dengan niat yang suci, dan kita juga berada di tanah yang suci. Maka sungguh tidak pantas, jika kesucian tsb malah kita kotori dengan perbuatan2 yang dilarang oleh Allah ‘Azza Wa Jalla…
Abu Musa
Badrany, Al-madinah Al-Munawwarah
29 Okt 2011
( Sebelum Aku Lupa.. ^_^ )
"Selamat menunaikan Ibadah Haji 2011, Semoga mendapatkan haji yang mabrur.."
Komentar
Posting Komentar
silakan Berkomentar